Labels

Keterampilan Bertanya...

Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran IPA

Bertanya dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu keterampilan operasional yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar proses belajar mengajar di kelas dipergunakan guru untuk mengajukan pertanyaan. Selain itu pertanyaan, kesangsian dan keragu-raguan adalah sumber aktivitas mental ( Nasution,1986:162).

Pentingkah ketrampilan bertanya itu ?

Beberapa alasan mengapa keterampilan bertanya sangat penting dikembangkan oleh setiap guru, antara lain :

1.      Guru pada umumnya sering menggunakan metode ceramah dalam mengajar sehingga murid menjadi pasif,
2.      Untuk mengatasi kendala latar belakang budaya yang membuat murid tidak terbiasa mengajukan pertanyaan.
3.      Untuk meningkatkan kemampuan murid dalam mengemukakan gagasan.

Tujuan dan Fungsi Pertanyaan dalam Pembelajaran
Pertanyaan yang diajukan oleh guru dapat bertujuan antara lain: (a) untuk memberikan stimulus dan kesempatan kepada muridnya untuk berpikir dan belajar; (b) untuk mencermati pembelajaran; (c) mengontrol perilaku dan memonitor aktivitas murid; (d) membatasi permasalahan yang diselidiki atau dipe-cahkan, (e) mempengaruhi langkah-langkah penyelidikan yang dilakukan; (f) dapat membantu mengembangkan keterampilan proses sains (Harlen, 1993:83-86; Bailer, et al., 1995:87; Nasution, 1986: 162; Carin dan Sund,1978: 3). Jika semua tujuan ini terealisasikan maka kualitas proses dan hasil belajar murid akan meningkat
Dalam proses belajar mengajar, pertanyaan memiliki beberapa fungsi yakni: (a) menimbulkan minat dan motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pelajaran, (b) mengevaluasi persiapan murid dan mencek pemahaman pekerjaan rumah atau tugas lain, (c) mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid, (d) merangkum kembali (review) apa yang telah diajarkan, (e) memacu diskusi (f) mengarahkan murid untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru dalam menggali permasalahan, (g) merangsang murid mencari bahan data dari yang telah dimiliki, (h) mengembangkan dan membangun konsep diri murid secara individu.

Konstruksi Pertanyaan
Ada tiga aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam mengkonstruksi dan mengimplementasikan pertanyaan yang efektif, yaitu:
1.      Bentuk (form)
Bentuk pertanyaan merujuk kepada cara suatu pertanyaan diekspresikan/ditujukan
2.      waktu (timing)
Waktu pertanyaan berkaitan dengan ketepatan mo-mentum suatu pertanyaan diajukan dan pemberian kesempatan kepada responden untuk mengajukan jawaban
3.      isi (content)
Isi pertanyaan berkenaan dengan target yang ingin diperoleh dari respon pertanyaan.

Bentuk dan waktu pertanyaan dalam implementasinya lebih dikenal dengan istilah teknik bertanya. Paling tidak ada empat teknik, yaitu teknik jeda (paus-ing), teknik pengarahan ulang (redirecting), teknik membimbing (probbing), dan teknik pelacakan (prompting).

Jenis-jenis tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1.  Waktu Tunggu
Waktu yang dibutuhkan sebelum menjawab pertanyaan tersebut dinamakan waktu tunggu (pausing). Carin dan Sund (1978) mendefinisikan waktu tunggu sebagai waktu yang dihitung sejak guru selesai mengajukan pertanyaan sampai menunjuk atau memberi kesempatan kepada murid untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Di SD anak sudah terbiasa menjawab secara serentak dan bersama-sama sehingga jawaban yang dilontarkan tidak begitu jelas dan sistimatis. Dalam situasi demikian teknik pausing tidak akan efektif digunakan. Sudah saatnya sejak dini guru mengajarkan etika menjawab yang benar. Misalnya biasakanlah siswa mengacungkan tangan ketika akan menjawab, dan baru menjawab setelah dipersilahkan oleh guru.
2.  Pengarahan ulang
        Dalam pengarahan ulang guru mengarahkan satu pertanyaan pada be-berapa murid, dengan tujuan agar lebih banyak murid terlibat dalam proses ber-pikir. Selanjutnya guru memfokuskan pada seorang siswa secara merata. Misalnya guru bertanya, "Coba kalian jelaskan apa saja keuntungan pemasangan rangkai listrik secara paralel di rumah?"
3.  Pertanyaan membimbing dan Melacak
        Dengan teknik bertanya membimbing guru mengajukan satu seri pertanyaan pada seorang murid dengan tujuan untuk meningkatkan respon pertama murid itu menuju ke jawaban benar atau lebih luas. Sedangkan pada teknik melacak, sejumlah seri pertanyaan dimaksudkan guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan murid terhadap suatu permasalahan.
a. Contoh pertanyaan membimbing:
Guru     :  "Anak-anak, perhatikanlah gelas berisi es di hadapan kalian. Periksalah bagian luarnya, apakah bagian luar gelas, basah?"
Siswa   : "Basah, Pak!"
Guru     : "Dari mana asalnya air yang menempel tersebut?"
Siswa   : "Dari dalam gelas?"
Guru     : " Jika air yang menempel pada dinding luar gelas berasal dari dalam gelas, sekarang Bapak akan tambahkan gula. Bagaimana rasa air yang menempel pada bagian luar gelas tersebut?"
Siswa   : "Manis, pak!!"
Guru     : "Coba kalian rasakan!, benarkah manis?"
Siswa   : "Tidak, Pak!"
Guru     : "Kalau begitu, apakah air berasal dari dalam gelas?"
Siswa   : "Bukan, Pak!"
Guru     : "Dari mana? (siswa tidak ada yang menjawab). Baiklah, apakah kalian masih ingat di udara ini terdapat gas atau uap apa saja?" (Siswa diarahkan agar akhirnya menjawab: ada uap air)
Guru     : "Apakah uap air itu dapat berubah menjadi air? Dengan cara apa?
Siswa   : "Dapat, Pak! Dengan cara didinginkan
(Demikian seterusnya guru mengajukan pertanyaan yang harus disusun oleh pembaca, hingga akhirnya siswa mengetahui bahwa air pada dinding luar gelas berasal dari pengembunan uap air karena didinginkan oleh es yang ada di dalamnya)

b. Contoh pertanyaan melacak
Guru     : "Apakah yang disebut rangkaian listrik terbuka?"
Siswa   : "Rangkaian yang dapat menyalakan lampu"
Guru     : "Ada berapa jenis rangkaian tertutup, sebutkan namanya !"
Siswa   : "Dua! Rangkaian seri dan rangkaian paralel!"
Guru     : "Bagaimana ciri-ciri khusus masing-masing rangkaian tersebut?"
(Dan seterusnya . . . .)

Klasifikasi Pertanyaan
Di Sekolah Dasar yang paling sering dikembangkan dari jenis pertanyaan ini adalah pertanyaan yang berhubungan dengan hasil belajar “cognitive domain”. Dalam Taksonomi Bloom yaitu: pertanyaan jenis C1 = ingatan (recall), C2 = pemahaman (comprehension), C3 = aplikasi (aplication), C4 = analisis (analysis), C5 = sintesis (synthesis), dan C6 = evaluasi (evaluation).
Berikut ini  adalah contoh masing-masing jenis pertanyaan tersebut :
1.      Pertanyaan Ingatan./Pengetahuan
Pertanyaan ingatan berkaitan dengan hasil belajar pengetahuan. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
a.      Pengetahuan tentang hal-hal pokok:
1)     pengetahuan tentang terminologi
misalnya : "Apakah yang dimaksud dengan kutub magnet?"
2)     pengetahuan mengenai fakta-fakta khusus
Misalnya : "Berapakah besarnya titik didih air murni di daerah pantai?"
b.      Pengetahuan tentang cara memperlakukan hal-hal pokok:
1)     pengetahuan tentang konvensi
Misalnya : "Bagaimana para ahli menetapkan makna satuan 1 kalori?"
2)     pengetahuan tentang kecenderungan dan urutan
Misalnya : "Warna apa saja dalam pelangi berdasarkan urutan dari atas?"
3)     pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori
Misalnya : "Planet apa saja yang termasuk ke dalam kelompok planet dalam pada susuan tatasurya kita?"
4)     pengetahuan tentang tolok ukur
Misalnya    : "Syarat apa saja yang harus dipenuhi agar makanan yang dikonsumsi setiap hari dapat memenuhi kebutuhan tubuh kita?"
5)     pengetahuan tentang metodologi
Misalnya : "Cara apa saja yang dapat dilakukan untuk mengawetkan makanan?"
c.      Pengetahuan tentang hal yang umum dan abstraksi:
1)     pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
Misalnya :  "Sebutkan, apa saja yang termasuk sifat-sifat air?"
2)     pengetahuan tentang teori dan struktur
Misalnya : "Apa saja yang termasuk bagian utama susunan tulang kepala?"
2.      Pertanyaan Pemahaman
Pemahaman dibedakan menjadi:
a.      Translasi
yaitu kemampuan untuk memahami suatu ide atau gagasan yang kemudian dinyatakan dengan cara lain dari pernyataan asli yang dikenal sebelumnya.
Contoh: "Jelaskan, bagaimanakah proses terjadinya efek rumah kaca?"
b.      Interpretasi
yaitu kemampuan untuk memahami bahan atau ide yang direkam, diubah, atau disusun dalam bentuk lain seperti grafik, tabel, diagram, dan seba-gainya.
Contoh:
Setelah disajikan grafik pertumbuhan penduduk guru mengajukan pertanyaan: "Perhatikanlah grafik di atas, selama berapa tahun kah pertumbuhan populasi manusia mengalami penurunan?"
c.      Ekstrapolasi
yaitu keterampilan meramalkan kecenderungan yang ada menurut data tertentu, dengan mengemukakan akibat, konsekuensi, implikasi, sejalan dengan kondisi yang digambarkan dalam komunikasi yang asli.
 "Dengan bertambahnya perumahan penduduk di hutan A terjadi pengurangan populasi pohon jati yang tidak bisa dihindarkan akibat kebutuhan kayu untuk perumahan tersebut. Populasi apa saja dari hutan tersebut yang akan turut berkurang pada tahun-tahun berikutnya dan apa sebabnya?"

3.      Pertanyaan aplikasi
Pertanyaan penerapan berhubungan dengan penggunaan abstraksi dalam situasi tertentu dan kongkrit. Abstraksi itu dapat berupa teori, prinsip, aturan, prosedur, metode, formula (rumus) dan lainnya.
 "Bagaimanakah caranya agar ikan peliharaanmu dapat bernafas mengguna-kan oksigen yang tersedia cukup banyak?
4.      Pertanyaan Analisis
Pertanyaan analisis dapat diartikan sebagai pemecahan atau pemisahan (penguraian) suatu komunikasi (peristiwa, pengertian) menjadi unsur-unsur penyusunnya, sehingga ide (pengertian, konsep) itu relatif menjadi lebih jelas dan/atau hubungan antara ide-ide menjadi lebih eksplisit.
Contoh pertanyaan analisis:
"Suatu hari Anto selesai membetulkan jaringan listrik di rumahnya. Pada saat stop-kontak dan semua saklar dihubungkan semua lampu di setiap ruangan menyala. Tetapi, waktu lampu di salah satu kamar saklarnya diputus, semua lampu di setiap ruangan menjadi padam. Anto menduga lampu-lampu putus karena hubungan singkat. Setelah diperiksa ternyata semua lampu masih dalam keadaan utuh. Coba jelaskan, jenis rangkaian listrik apakah yang digunakan Anto? Apakah mungkin telah terjadi hubungan singkat? Berikan alasan !"
5.      Pertanyaan Sintesis.
Sintesis berkaitan dengan penyusunan bagian-bagian atau unsur-unsur sehingga membentuk suatu keseluruhan (kesatuan) yang sebelumnya tidak tampak dengan jelas. Dengan sintesis orang dapat membuat suatu generalisasi dari fakta-fakta yang saling dihubungkan, membuat rancang bangun eksperimen untuk memecahkan masalah khusus.
Contoh:
"Ani dan Ana adalah bersaudara. Mereka menanam bunga bersamaan. Ani menanamnya di tempat terbuka sehingga terkena banyak cahaya matahari. Tanaman bunga Ani setiap sore hari disiram, tanahnya digemburkan agar udara dengan mudah masuk ke dalam tanah disekitar tanaman. Selain itu, seminggu sekali Ani memupuknya dengan pupuk yang dibelikan ayahnya. Ada pun Ana menanam bunganya di bawah pepohonan yang sangat rindang, hanya sekali-kali saja ia mencabuti rumput-rumput yang ada disekitarnya, menyiramnya pun tidak teratur, dan tidak pernah sekalipun memberinya pupuk. Suatu saat ayah mereka berkomentar, 'Ana, belajarlah cara bercocok tanam kepada Ani !'
Berdasarkan berita di atas kemukakan pendapat kalian tentang:
a. Hal-hal apa yang menentukan tanaman akan tumbuh dengan baik?
b. Apakah tanaman Ana akan tumbuh dengan baik atau tidak? Apa sebabnya?"
6.      Pertanyaan Evaluasi
Pertanyaan evaluasi berhubungan dengan penentuan secara kualitatif atau kuantitatif tentang nilai materi atau metode untuk sesuatu maksud dengan memenuhi tolok ukur tertentu. Dengan melakukan evaluasi (setelah memperhatikan berbagai pertimbangan) orang dapat menilai bahwa jika dikaitkan dengan teori atau aturan tertentu, suatu perbuatan adalah buruk dan harus dicegah atau sebali-knya adalah terpuji dan harus digalakkan. Evaluasi adalah pengambilan keputusan yang didasarkan atas suatu tolok ukur tertentu.
Contoh:
"Erik mencuci setumpuk pakaian yang terdiri dari beragam warna. Jumlah pakaian demikian banyaknya sehingga terpaksa jumlah pakaian tersebut dibagi dua dan dijemur bergiliran setelah jumlah yang pertama kering. Erik menjemur lebih dahulu semua pakaian kesayangannya yang berwarna putih, sedangkan pakaian yang berwarna gelap dijemurnya kemudian. Menurut kalian sudah benarkah cara yang dilakukan Erik? Apa sebabnya?"
7.      Pertanyaan Konvergen dan Divergen
Menurut Carin dan Sund (1978), pertanyaan konvergen atau pertanyaan tertutup memungkinkan jawaban yang terbatas sekali jumlahnya, sedangkan pertanyaan divergen atau terbuka memungkinkan banyak jawaban dan menyebabkan murid lebih kreatif.
Contoh:
a.      Pertanyaan Konvergen
"Siapakah penemu hukum gravitasi?"
"Apa saja yang termasuk sifat-sifat air?"
b.      Pertanyaan divergen
"Apa saja yang harus dilakukan agar kita dapat menghemat energi listrik di rumah"
"Bagaimana caranya agar pada musim hujan kita tidak terkena bahaya banjir?"

1 komentar:

Najriana Majid mengatakan...

Ijin save sbg literasi

Posting Komentar

Info Lainnya

Entri Populer